Banda Aceh, Komandan Korem (Danrem) 012/Teuku Umar, Kolonel Inf Benny Rahadian, S.E., M.Han., menyerahkan dua pucuk senjata api laras panjang sisa masa konflik kepada Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr. (Han), pada Kamis (27/06/2025).
Senjata yang diserahkan terdiri atas satu pucuk SS1-V1 dan satu pucuk AK-47 beserta dua magazen kosong. Prosesi penyerahan berlangsung di Kompi Air, Bekangdam IM, Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, dengan didampingi oleh Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 117/Ksatria Yudha.

Danrem 012/TU menjelaskan bahwa kedua senjata tersebut diperoleh melalui kegiatan Pembinaan Teritorial Terbatas (Bintertas) yang dilaksanakan oleh anggota Yonif 117/Ksatria Yudha dalam program Karya Bhakti Satnonkowil di Desa Cucum, Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar.
“Warga setempat secara sukarela menyerahkan dua pucuk senjata yang selama ini mereka simpan. Ini merupakan hasil nyata dari pendekatan teritorial yang humanis dan berkelanjutan,” ujar Kolonel Benny.
Pangdam IM, Mayjen TNI Niko Fahrizal, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Korem 012/TU dalam menjalin komunikasi yang efektif dengan masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya juga telah diserahkan empat pucuk senjata oleh Yonif 115/Macan Leuser melalui program pembinaan teritorial serupa.
“Saya instruksikan kepada seluruh jajaran Kodam IM untuk terus mengedepankan pendekatan pembinaan teritorial yang humanis. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menciptakan rasa aman dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada TNI,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan tersebut mencerminkan tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif.
“Ini adalah bentuk nyata kemanunggalan TNI dan rakyat. Ketika masyarakat secara sukarela menyerahkan senjata sisa konflik kepada aparat, itu menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi kepada institusi TNI. Tidak perlu lagi menyimpan senjata api,” tegas Pangdam.
Lebih lanjut, Pangdam IM menekankan bahwa keberhasilan pembinaan teritorial di wilayah Kodam Iskandar Muda tidak terlepas dari pendekatan yang humanis dan persuasif. Ia juga menyampaikan bahwa meningkatnya simpati masyarakat terhadap TNI merupakan hasil dari program-program unggulan yang dampaknya dirasakan langsung oleh warga.
Sebagai informasi, wilayah Aceh Besar, khususnya Kecamatan Kota Jantho, dikenal sebagai salah satu basis kombatan saat konflik Aceh–RI berlangsung. Sejak penandatanganan Perjanjian Damai MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005, situasi keamanan di wilayah tersebut semakin kondusif.

Namun demikian, masih dimungkinkan adanya warga eks kombatan yang menyimpan senjata sisa konflik. Oleh karena itu, TNI terus berupaya membangun kepercayaan dan kemitraan melalui strategi pembinaan teritorial.
Danrem 012/TU pun menekankan pentingnya pendekatan humanis kepada seluruh jajaran dengan prinsip: Kenali, Dekati, dan Layani, sebagai kunci menjaga stabilitas wilayah dan memperkuat kemanunggalan TNI-Rakyat.